JANJI LELUHUR BIMA & DOMPU

Janji Leluhur Bima Dan Dompu

Oleh : Alan Malingi 

Pada pelantikan Sultan Dompu Muhammad Tadjul Arifin Sirajuddin tanggal 12 September 1947, anggota Dewan Pemerintah Kerajaan Bima/ Dompu( Tureli Belo), Abdul Muthalib Daeng Talu dalam pidatonya mewakil kesultanan Bima mengemukakan bahwa tolong menolong, bekerja bersama sama bukan ucapan yang baru dibuat, akan tetapi sedari dulu sultan Bima dan Dompu sudah berjanji " Lele si Mbojo, tuki ku ba Dompu, lele si Dompu, tuki ku ba Mbojo yang berarti jika Bima condong Dompu yang angkat. Jika Dompu condong Bima yang angkat. 

Kata “Tuki “ berarti menopang atau menahan ketika suatu benda roboh atau jatuh.Kata ini adalah sebuah amanah yang harus dijalankan oleh pemerintah dan masyarakat Bima dan Dompu untuk saling menopang. Didasari oleh kesamaan garis keturunan, pertalian darah dan kekeluargaan serta persamaan bahasa dan budaya. Sedangkan kata “ Lele” berarti condong, dalam hal ini hampir jatuh atau mengalami kemunduran, kebangrutan, dan kesulitan hidup. Ungkapan itu adalah semangat untuk saling menopang, saling asah, asih dan asuh. 

Selanjutnya Abdul Muthalib menyampaikan doa semoga negeri Dompu memperloeh kemajuan dan kemakmuran dan mudah mudahan pulau Sumbawa mulai dari timur ke barat memperoleh kemakmuran di bawah kepemimpinan ketiga Zelbestunder Bima, Dompu dan Sumbawa. 

Pelantikan Sultan Muhammad Tadjul Arifin Sirajuddin dilakukan oleh Imam Kesultanan Dompu dengan mengangkat sumpah di atas kitab suci Alquran. Pelantikan pada hari Jumat pagi dihadiri Sri Paduka Tuan Besar Residen Timur dan daerah taklukannya, asisten residen Sumbawa ( Van Der Zijl), Sultan Muhammad Salahuddin Bima, pejabat kesultanan Dompu dan Bima, perwakilan dari kesultanan Sumbawa. Jumlah undangan yang hadir diperkirakan sebanyak 1000 orang. 

Sumber : Diolah daru Riwayat Kesultanan Dompu Setelah Tahun 1934.Kahrul Zaman.


Foto: Dari Kiri ke kanan Sultan Bima (M. Salahuddin), Sultan Dompu (MT. Sirajuddin), Permaisuri Sumbawa / Puteri Sultan Bima (Khadijah), dan Sultan Sumbawa (Kaharuddin III).